ATASI
MASALAH REMAJA DENGAN KETERAMPILAN KONSELING
Yaidah
Usna
ABSTRAK
Remaja adalah suatu
periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Artinya, pada masa ini
remaja diharapkan berubah dari ketergantungan jadi independen, mandiri, dan
dewasa. Dalam proses menjadi dewasa, seringkali remaja menemui masalah dalam
kesehariannya. Untuk itu untuk membantu memecahkan masalah remaja perlu
dilakukan konseling agar remaja yang bermasalah bisa terpecahkan masalahnya.
Kata
kunci : Remaja, Masalah, Konseling
PENDAHULUAN
Masa
remaja adalah fase kehidupan yang menandai transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada
umumnya, kehidupan seorang remaja akan beralih dari anggota keluarga menjadi
anggota kelompok sebaya. Dengan bergaul bersama teman sebaya, mereka akan
mengalami kebersamaan sosial sekaligus individualitas mereka di dalam kelompok
tersebut. Dengan demikian, mereka akan berkembang menjadi orang-orang yang
lebih dewasa. Setelah mengembangkan kepribadian individual, mereka cenderung
protektif terhadap ruang privat dan menolak campur tangan orang lain, khususnya
orangtua.
Cara
seorang remaja beralih dari masa kanak-kanak ke usia dewasa berbeda-beda sesuai
dengan budaya mereka. Tugas seorang remaja adalah beranjak dari ketergantungan
menuju kemandirian. Sebagian remaja melewati fase remaja jauh lebih cepat
daripada sebagian lainnya. Banyak tantangan menghadang mereka selama fase
perkembangan ini. Sebagai comtoh, seorang remaja harus menghadapi dan menyikapi
perubahan-perubahan fisik, emosional, dan seksual. Karena sudah mampu berpikir
lebih abstrak, mereka mulai mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan moral dan religius sesuai
dengan diri mereka, dan mungkin berbeda dengan milik keluarga mereka.
INTI
Remaja
mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan identitas mereka sendiri. Masalah pokok
bagi remaja yang hidup di sebuah lingkungan kultural yang berbeda dari
lingkungan keluarga mereka adalah perasaan tertekan ketika aturan-aturan dan
nilai-nilai keluarga mereka bertentangan dengan dunia sekeliling mereka. Selain
menemukan identitas pribadi mereka sendiri, mereka juga harus menghadapi
masalah-masalah yang menyangkut dengan pencarian identitas etnik. Semua ini
mendorong mereka mengembangkan perasaan memiliki sebuah kelompok secara lebih
kuat. Para remaja perlu memikirkan bagaimana cara menyikapi pengaruh dan
tekanan dari kelompok-kelompok sebaya. Mereka perlu membuat keputusan-keputusan
berkenaan dengan merokok, penggunaan narkoba, aktivitas seksual, dan perilaku
antisosial yang berisiko.
Karena
umumnya berusaha keras untuk hidup mandiri dan menjaga diri dari pengaruh
keluarga, mereka kadang-kadang menolak dan mencurigai campur tangan orang
dewasa. Mereka sering berseberangan pandangan dengan orang-orang yang memiliki
otoritas dalam keluarga dan masyarakat mereka, karena bersikeras untuk
membentuk sikap, keyakinan, prinsip, nilai, dan perilaku mereka sendiri.
Melihat kiprah mereka, kita bisa tergelincir pada anggapan bahwa sebagian
remaja merasa peraya diri dan mampu padahal sebenarnya tidak demikian. Banyak
remaja berusaha tampil seolah-olah mereka dapat mengatasi masalah-masalah yang
sulit untuk memperlihatkan independensi mereka. Namun senyatanya, mereka
mungkin belum menguasai keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan berbagai masalah.
Para
remaja sering menganggap bantuan yang ditawarkan orang-orang tua sebagai upaya
untuk mempengaruhi keyakinan, nilai, dan keputusan mereka. Akibatnya, banyak
remaja enggan berbicara dengan para orangtua tentang masalah-masalah yang
mengganggu mereka. Untuk membantu mereka dalam memecahkan masalah, kita perlu
menerapkan keterampilan konseling dan cara yang paling tepat adalah dengan
membantunya bereksplorasi. Memahami fase remaja akan sangat bermanfaat ketika
menerapkan keterampilan konseling, membangun hubungan saling percaya, bersikap
tidak menghakimi, memvalidasi sudut pandang remaja, melakukan refleksi, dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
SIMPULAN
Masa
remaja adalah fase kehidupan yang menandai transisi dari anak-anak ke dewasa.
Pada umumnya, kehidupan seorang remaja akan beralih dari anggota keluarga
menjadi anggota kelompok sebaya. Dengan bergaul bersama teman sebaya, mereka
akan mengalami kebersamaan sosial sekaligus individualitas mereka di dalam
kelompok tersebut. Dengan demikian, mereka akan berkembang menjadi orang-orang
yang lebih dewasa. Setelah mengembangkan kepribadian individual, mereka
cenderung protektif terhadap ruang privat dan menolak campur tangan orang lain,
khususnya orangtua. Para remaja sering menganggap bantuan yang ditawarkan
orang-orang tua sebagai upaya untuk mempengaruhi keyakinan, nilai, dan
keputusan mereka. Akibatnya, banyak remaja enggan berbicara dengan para
orangtua tentang masalah-masalah yang mengganggu mereka. Untuk membantu mereka
dalam memecahkan masalah, kita perlu menerapkan keterampilan konseling dan cara
yang paling tepat adalah dengan membantunya bereksplorasi. Memahami fase remaja
akan sangat bermanfaat ketika menerapkan keterampilan konseling, membangun
hubungan saling percaya, bersikap tidak menghakimi, memvalidasi sudut pandang
remaja, melakukan refleksi, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Geldard, Kathryn. 2004.
Teknik Konseling. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar